Rabu, 24 Oktober 2012

Buah(sementara) dari Itoh

Belajar Nandur..dari lengkeng Itoh (Belajar dari tunas..sebuah pelajaran yang semoga bisa saya terapkan) 

Berangkat dari sebuah keinginan belajar menanam tanaman buah alih-alih untuk bisa menikmati buah kesukaan bersama keluarga tercinta ternyata ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik sebelum buah aslinya bisa dipetik dan dinikmati. Sejak pertama kali dibeli, Itoh, salah satu koleksi lengkeng, cabang berdaun agak kering dan ada beberapa yang sudah rusak, padahal syarat Itoh bisa maksimal hasilnya adalah banyaknya percabangan. karena saat itu, hanya menemukan itoh di sana, akhirnya tetap diambil, itung-itung sebagai tantangan. Kondisi seperti ini bisa saja kita alami sebagai manusia, suatu kondisi dimana beberapa cabang kekuatan dan potensi kita mulai menurun kering dan mati, baik itu kekuatan dan potensi yang berbentuk materi ataupun selain materi. Apapun sebabnya kita tidak boleh menyerah.
Dari http://ayoberkebun-hervin.blogspot.com yang pernah dibaca, untuk mengatasi masalah percabangan adalah:

  1. Pemangkasan 
  2. Penarikan ke ujung 
  3. Pengeratan batang
Dengan ilmu gatuk-gatukan(cocok-cocokan/pemadanan) maka sepertinya langkah untuk lengkeng ini bisa juga diterapkan untuk kita, manusia. Berikut kiranya:
Pemangkasan Pemangkasan di lengkeng biasanya dilakukan pada batang yang sudah tua dan pada percabangan yang sudah rusak. Kanjeng Nabi pernah dawuh “ termasuk dalam baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak ada gunanya”. Sama halnya dengan cabang-cabang lengkeng yang rusak tadi, terkadang kita melakukan kegiatan-kegiatan yang sebenarnya tidak perlu kita lakukan, ambil contoh; nongkrong berlama-lama, menggunjing, mencari kesalahan orang lain, berantem dan beberapa bentuk penyelewengan waktu yang lain. Coba saja jika waktu yang terbuang percuma tadi dimanfaatkan untuk ibadah, belajar, menggali potensi-potensi yang masih terpendam, maka Insyaallah dalam diri kita akan tumbuh jiwa-jiwa baru yang indah.
Penarikan Ujung Tajuk Jadi ujung tajuk lengkeng ditarik ke bawah sehingga nantinya di lekukan itu akan muncul tajuk baru lagi. Tawadlu’, mungkin merupakan istilah yang mendekati metode ini. Terkadang dengan kekuatan dan kemampuan yang sementara ini diberikan Gusti Allah kepada kita membuat kita lupa diri dan jumawa, punya ilmu sedikit jadi keminter dan tidak mau membagi ilmunya, punya kekuasaan sedikit menjadi tidak adil dan semena-mena, punya harta tidak mau sedekah, bakhil dan makin rakus. Sebagian dari kita secara tidak sadar mungkin telah melakukan hal-hal tersebut, maka inilah saatnya kita sadari bahwa semua ilmu, kekuasaan, harta kekayaan dan apapun yang kita punya di dunia ini tidak ada apa-apanya dengan yang dipunyai Gusti Allah, tidak bisa dibandingkan. Dan ingatlah bahwa semuanya nanti akan dimintai pertanggungjawaban. Inilah saatnya kita merundukkan tubuh kita, bersujud ke hadapanNya, menanggalkan segala keangkuhan kita. Jika ini kita lakukan, insyaallah akan tumbuh tajuk-tajuk baru yang lebih kuat.
Pengeratan Batang Pengeratan batang dilakukan dengan harapan yang sama yaitu memunculkan tajuk baru. Anda mungkin heran kenapa batang yang sudah bagus bagus kita lukai..luka-luka pengeratan dari batang itu akan memunculkan tajuk-tajuk baru, dari tajuk-tajuk itu akan menjadi cabang yang akhirnya menjadi buah.. Begitu juga degan kehidupan kita. Mengapa kok pakai tirakatan(puasa)? Kenapa kok mesti shodaqoh? Kenapa kita harus berkorban? “Urip nang dunyo mung mampir ngumbeh” itulaha falsafah hidup yang semestinya kita pegang dalam mengarungi kehidupan ini. Dan segala bentuk pengorbanan tadi adalah sebentuk usah kita dalam mengarungi kehidupan selanjutnya yang kekal. Dari sisi kemanusiaan, bentuk-bentuk pengorbanan dan tirakatan di atas akan mengasah tubuh kita, pikiran dan jiwa kita untuk lebih peduli pada sesama, bukankah semua yang sudah kita dapatkan selama ini atas campur tangan orang lain(baik langsung maupun tidak langsung), wajar toh jika berkorban? 


Demikian sedikit yang bisa dipetik dari itoh yang sedang ditanam, semoga bisa saya amalkan sembari menunggu saatnya memetik buah itoh aslinya..ini merupakan sebuah pemikiran saya saja, semoga ada guna dan manfaatnya bagi kita semua… Wallahu a'lam.


Selamat Nandurr 




Tukang(belajar)Nandur 
Cak Syukri 
Seorang fakir yang selalu memohon rahmatNya(niru pak Muh, Magelang)

2 komentar:

  1. Amiiiiin..... Semoga Alloh segera memberikan buah / hasil dari segala amal perbuatan kita.....dengan segala kemurahan yg telah di berikan Nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lek wes nandurr insyaallah bakalan panen...

      Hapus